Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Stunting Bukan Kondisi Disabilitas di Masa Penjajahan Belanda

image-gnews
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaStunting di Indonesia merupakan bagian dari sejarah. Pada masa penjajahan kolonial Belanda, banyak masyarakat Indonesia yang saat itu berada dalam kondisi stunting namun mereka tidak menyadarinya.

Baca: 3 Mitos dan Fakta Stunting, dari Makanan hingga Tinggi Badan

Sejarawan kesehatan dari Universitas Indonesia, Agus Setiawan mengatakan pada masa itu tidak ada stigma di masyarakat tentang stunting. "Karena merupakan bagian dari fenomena kurangnya pemenuhan gizi, terutama di masa kolonial Hindia Belanda,” ujar Agus Setiawan saat diwawancara dalam acara 'Ngobras' yang diadakan oleh Majalah Historia di Beranda Kitchen, Kamis 16 Mei 2019.

Menurut Agus Setiawan, fenomena stunting yang salah satunya dicirikan dengan individu bertubuh pendek, dahulu kala terjadi karena rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Pada masa penjajahan Belanda, sebagian besar masyarakat Indonesia tergolong miskin dan tak mampu membeli bahan makanan dengan nilai gizi yang baik. "Saat itu, makan nasi saja sudah istimewa sekali," ucap dia.

Perbaikan gizi baru terjadi ketika Indonesia sudah merdeka dan memulai pembangunan di segala sektor melalui Rencana Pembangunan Lima Tahunan atau Repelita, yang dimulai sekitar tahun 1969. Saat itu pemerintah, melalui Departemen Kesehatan mulai mencanangkan program makanan bergizi melalui kampanye empat sehat lima sempurna.

Simak: Cegah Stunting, Ini Kebutuhan Gizi Anak pada 1.000 Hari Pertama

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peranan rumah sakit, meski sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda, belum memiliki sudut pandang pencegahan stunting. Saat itu, rumah sakit lebih memperhatikan penanganan penyakit yang bersifat epidemis, seperti cacar atau campak.

Agus Setiawan melanjutkan, bidang pemenuhan gizi di rumah sakit yang sudah ada di masa penjajahan Belanda lebih mendahulukan kebutuhan gizi prajurit. "Upaya pemerintah kolonial waktu itu soal perbaikan gizi bertujuan menjaga kesehatan para tentara dalam menghadapi serangan Inggris dari daerah utara," ujar dia.

Lantaran jumlah rakyat Indonesia yang cukup banyak berada dalam kondisi stunting itulah, menurut Agus, yang menyebabkan kemungkinan stunting tidak termasuk kondisi disabilitas. Saat itu, tidak ada anggapan dalam masyarakat yang mengatakan bahwa stunting merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan khusus.

Baca juga: Debat Cawapres, Istri Sandiaga Uno Jadi Inspirasi Atasi Stunting

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

1 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember

Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.


Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

2 hari lalu

Panitia membantu peserta difabel selama pelaksanaan UTBK SNBT hari kedua di Universitas Indonesia (UI). Pelaksanaan tes bagi peserta penyandang tunanetra dilaksanakan pada sesi ke-3 di Lab 1105 Fasilkom, Gedung Lama, Kampus UI Depok. Dok. Istimewa
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

2 hari lalu

Salah satu calon mahasiswa disabilitas saat mengikuti UTBK di Unesa, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/HO-Humas Unesa)
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.


37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

2 hari lalu

Sebuah pesan tertulis di belakang pakaian petugas seleksi  nasional Polri jalur sarjana SIPSS 2024 di komplek Akademi Kepolisian Semarang, Jumat 1 Maret 2024. Polri mengikuti negara negara besar seperti Amerika, Australia dan Inggris yang membuka kesempatan kepada penyandang Disabilitas untuk ikut seleksi ini. TEMPO/Budi Purwanto
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat


Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

4 hari lalu

Petugas menyiapkan perangkat komputer untuk pelaksanaan UTBK-SNBT di Universitas Pembangunan Nasional
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024


Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

6 hari lalu

Run for Equality 2024 di Jakarta pada 28 April 2024/Plan Indonesia
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

6 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

8 hari lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.


Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

9 hari lalu

PT Blue Bird Tbk menggelar peluncuran Lifecare Taxi di Jalan Selatan, Kamis, 25 April 2024. Taksi yang diluncurkan Bluebird itu ditujukan untuk pengguna penyandang disabilitas dan lansia. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.